Senin, 28 Mei 2018

apakah seenak guyonanmu

makin lama makin nyesek juga ich liat di tipi2 or orang2 yg ga tau aturan dalam bercanda. walo sebenarnya cuma mancing tawa. hey...tp apa sampe segitunya kah...sesuatu yang aib, sesuatu yg bukan sewajarnya dibuka di depan umum??!! dan hari ini ntah lah rasanya pengen nangis dan emosi bgt ketika sakitku dibuat bahan lelucon. sedih dan sangat sedih bgt.... sapa sih yg mau sakit??!! saya pun enggak mau.... saya pengen spt tmn2 yg lain yg bisa makan apa aja tanpa takut alergi and sakit... gw jg pengen bisa bebas pakai baju tanpa jaket, slayer dan peralatan perangku. kadang pengen nangis and pengen berteriak kok rasanya enggak adil tp kmudian brusaha bersyukur... alhamdulillah msh dberi nikmat umur samapai saat ini.... hanya berdoa smoga Alloh menyadarkan mereka, menempatkan mereka diposisi sptku, shg bisa merasakan gmn jadi aku....amin

open your heart

alhamdulillah...buka hati...buka pikiran....siap buat taarufan sama orang baru....ingat kita diciptakan berpsanga-pasangan..tugas kita mencari soulmate kita...hihihi

Sabtu, 26 Mei 2018

telat menikah

Anda Perempuan Usia 34 Tahun Belum Menikah? Baca Kisah Berikut Usia diatas 30 tahun bagi seorang perempuan yang belum menikah terkadang sesuatu yang sangat menakutkan, menakutkan apakah akan ada pria yang mau menikahinya dan menakutkan apakah masih memungkinkan bisa hamil. Semoga kisah nyata berikut dapat memberikan semangat dan mengajarkan untuk tidak pernah berputus meminta kepada Allah, Dzat yang maha segalanya. Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.Banyak lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik. Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun. Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya. Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya. Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin. Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar? Aku menjawab: Benar. Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?! Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun. Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu. Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya. Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah. Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik. Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat: (وكان فضل الله عليك عظيما) "Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113) Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu. Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah: (ولسوف يعطيك ربك فترضي) "Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5) Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang. Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda. Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku. Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi. Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku..... Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan. Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini. Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar. Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan. Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat. Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun. Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil. Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah. Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikutnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!" Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur. Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya. Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun. Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan. Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur. Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh 3 anak sekaligus? Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan? Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku. Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku. Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah: (ولسوف يعطيك ربك فترضى) "Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: (وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ) "Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48) Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

patah hati itu rasanya...jangan ditanya degh :P

akhirnya menyerah juga....hahahaha....setelah 2 minggu kena insomnia, mau nangis juga enggak bisa dan jatuh sakit...finally deh akhirnya mulai lagi belajar nulis...sejak jadi guru dengan seabreg kegiatan jd lupa deh... but di weekend ini lah akhirnya pengen gue muntahin smua...hahahaha gimana rasanya gagal nikah? aduh bo jangan ditanya deh...nyesek bgt...hahahaha setelah semuanya usaha dr mulai pindah dan mendapatkan pekerjaan ke kotaku dan tiba2 ga jadi... rasanya aduh rasanya jangan ditanya deh...walau aku berusaha kelihatan baik baik saja tpi aku ga baik2 saja....wkwkwkwkwkw aku shock bgt and ga tau mau ngomong apa... tp pada akhirnya, ya sudahlah mungkin ini yg terbaik... yang aku sesalkan kenapa ga dari awal aja bilangnya. kenapa ga dari bulan februari ketika taarufan dulu blg, "sori nay, ortuku ga setuju" "aku sudah sholat istiqaroh and hasilnya ga kamu" its simple kan...??!! aku bener2 tersakiti ketika pas awal taaruf aku udah bilang sama dia buat bertanya kepada orangtuanya apakah setuju dengan aku mengingat aku udah tua, sakit2an, jika aku tidak bisa memberi keturunan dan lain lain and dia blg klo mereka gak papa dan bahkan sang mama nya bilang gak papa, masalah anak kan rejeki dan kalo enggak bisa kasih keturunan jg gpp. dan pas aku tanya hasil sholat istiqaroh dia bilang klo dia udah dapet petunjuk dan dia mantep ma aku.... but kenapa begitu sekarang bilangnya klo ortunya enggak setuju msalah gw ditelpon ma mamanya, masalah klo gw sama kakakny yg nomer dua pun tuaan aku (halllooo...bukannya dulu udah kuomongin dr awal) trus dia blg klo dia ingung and sttres krn ortu and saudara2nya ga setuju.... (duh tragedi sari terulang kembali)and yang paling buat aku sakit hati pas aku nanya bagaimana hasil istiqAroh dia bilang klo dia enggak ada petunjuk. pas aku blg bukannya dulu kamu blg mantep and dia bilang, aku mantep mantepin. rasanya pengen teriak kenceng bgt, "hey, u wasting my time boy" aku merasa kayak dipermainkan and dia tuh ga gentle bgt... but its ok lah....and its time to move on