Jumat, 22 Juni 2018

its early to say goodbye

i am so sad...trlalu dini buat blg goodbye to him.... memiliki dia itu sebuah miracle bgt.. dia tuh ganteng, macho, pinter, decision maker, gercep, penuh pertimbangan and aku merasa mendapatkan patner idup yg klik bgt.... dia itu orangnya tanggungjawab bgt, disiplin, aku mrasa dilimpahin kasih sayang and dimiliki, dia tuh romantis, suka ngecekin aku dimana and suarany berat tp macho... dia pria idaman but smua hrs brskhir krn umur. i think dia tau umurku trnyt dia ga tau and beda 6thn tuh mank berat buat dia jd lah akhirny putus deh... sedih bgt... aku brharap aku bs dpt cowok kyk dia lagi tp dg umur yg lbh tua...

La Tahzan.... jangan bersedih

finally.... i have a new boyfriend.... padahal awanya dah pasrah bgt mpe aku and temenku saling curhat mencurhat and kami berfikir buat ngangkat anak. but smua brubah... aku sendri ga nyangka kok cepet kayak begini... sebenrnya mungk dah diatur ya sama Alloh ya ... aku pulang ke jogja naik pesawat, nah pas itu tuh kayaknya smua TNI pada tumplek blek di bandara and aku sih senyum - senyum sendiri.... u know lah gw kan suka cowok tinggi, ganteng, atletis.... yg dipunyai oleh TNI. pas di ruang tunggu itu, aku sebelahan sama TNI yg mau plg ke namado and then ngobrol ngobrol lah kami sampai akhirnya ada panggilan pesawat ke manado. aku akhirnya mati gaya, aku toleh sebelah kiriku and aku nanya " eh mas nya pulang ke mana?" dia bliang "jogja" aku jg agak kegenitan and blg ma dia, "oh....sama dunk brrti bisa saling main dunk slama di jogja", "kerjanya dimana? dia blg "paspampres", "oh sama daniel derren itu ya" "iya mbak dia kakak lettingku" trus abis itu ada tragedi tasku jatuh and udah panggilan boarding, aku bilang aja ma dia, "eh mas, silahkan kalau amu duluan" dia blg, "enggak mbak saya tungguin aja mbaknya" jd akhirnya kami naik pesawat brg trus dia blg, "mbak ntr klo mendarat minta no wa nya dunk" aku iseng jg ma dia, " oh skrg aja mas.... " and then aku kasih deh no wa ku" aku ga ada kepikiran jg dia bakal hubungin gw tiba2 dia wa gw... trus akhirnya ngobrol ngobrol dia nawarin tuh buat nganterin dr secang ke jogja but gw tolak soalny gw ga dpt bis yg via secang, aku pikir ya udah lah cuma say hai aja... dia jg kykny agak kecewa juga tp abis itu dia blg mau datang k jogja and ngajakin aku makan...akhirnya kami makan di parsley seturan and itu enak bgt, berhubung dia ultah tgl 5 juni, aku jg buat kejutan buat dia. tp kykny kejutannya gagal total deh..... heehehehe... abis itu kami jalan ke monjali.... abis itu akhirny selesai, aku balik k sumatra, dia di magelang nunggu 1000 hariny ibunya trus dia care care gitu...trus abis itu aku omong ga enak, and dia agak gimana agitu "kasih makan burung peduli sm burung enak ngasih kicau peduli sm km malah d kasih kicauan g enak soale mbak" and then aku tanyain lah ma dia "mas suka ma aku" and then he said" ya aku suka ma mbak lina" aku bingung juga mau bilang apa, aku blg aja "terimakasih" dia bilang "mba lina kok g nanya alasanku suka sm mba lina knp" "alasanya mba lina wawasanya bagus berpendidikan pasti baik nanti untuk anak anak nya ber agama low peofile punya pikiran ke depan sementara itu dulu" akhirnya deh jadian deh.... hihihi so far aku kenal dia, i think i will thanxs to GOd. idia tuh lebih baik drpd yg kmrn...dia orangnya tegas, pemikirannya logis, gerak cepat, berwawasan luas, open minded.mungk krn dia paspampres yg notabene adalah prajurit pilihan diantara prajurit terbaik, aku merasa mendapatkan sosok kepemimpinan dari dia, sosok bijaksana dari dia, romatisnya juga iya tapi dia jg buktiin.

Senin, 28 Mei 2018

apakah seenak guyonanmu

makin lama makin nyesek juga ich liat di tipi2 or orang2 yg ga tau aturan dalam bercanda. walo sebenarnya cuma mancing tawa. hey...tp apa sampe segitunya kah...sesuatu yang aib, sesuatu yg bukan sewajarnya dibuka di depan umum??!! dan hari ini ntah lah rasanya pengen nangis dan emosi bgt ketika sakitku dibuat bahan lelucon. sedih dan sangat sedih bgt.... sapa sih yg mau sakit??!! saya pun enggak mau.... saya pengen spt tmn2 yg lain yg bisa makan apa aja tanpa takut alergi and sakit... gw jg pengen bisa bebas pakai baju tanpa jaket, slayer dan peralatan perangku. kadang pengen nangis and pengen berteriak kok rasanya enggak adil tp kmudian brusaha bersyukur... alhamdulillah msh dberi nikmat umur samapai saat ini.... hanya berdoa smoga Alloh menyadarkan mereka, menempatkan mereka diposisi sptku, shg bisa merasakan gmn jadi aku....amin

open your heart

alhamdulillah...buka hati...buka pikiran....siap buat taarufan sama orang baru....ingat kita diciptakan berpsanga-pasangan..tugas kita mencari soulmate kita...hihihi

Sabtu, 26 Mei 2018

telat menikah

Anda Perempuan Usia 34 Tahun Belum Menikah? Baca Kisah Berikut Usia diatas 30 tahun bagi seorang perempuan yang belum menikah terkadang sesuatu yang sangat menakutkan, menakutkan apakah akan ada pria yang mau menikahinya dan menakutkan apakah masih memungkinkan bisa hamil. Semoga kisah nyata berikut dapat memberikan semangat dan mengajarkan untuk tidak pernah berputus meminta kepada Allah, Dzat yang maha segalanya. Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.Banyak lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik. Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun. Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya. Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya. Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin. Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar? Aku menjawab: Benar. Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?! Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun. Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu. Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya. Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah. Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik. Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat: (وكان فضل الله عليك عظيما) "Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113) Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu. Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah: (ولسوف يعطيك ربك فترضي) "Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5) Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang. Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda. Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku. Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi. Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku..... Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan. Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini. Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar. Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan. Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat. Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun. Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil. Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah. Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikutnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!" Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur. Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya. Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun. Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan. Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur. Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh 3 anak sekaligus? Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan? Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku. Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku. Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah: (ولسوف يعطيك ربك فترضى) "Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: (وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ) "Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48) Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.

patah hati itu rasanya...jangan ditanya degh :P

akhirnya menyerah juga....hahahaha....setelah 2 minggu kena insomnia, mau nangis juga enggak bisa dan jatuh sakit...finally deh akhirnya mulai lagi belajar nulis...sejak jadi guru dengan seabreg kegiatan jd lupa deh... but di weekend ini lah akhirnya pengen gue muntahin smua...hahahaha gimana rasanya gagal nikah? aduh bo jangan ditanya deh...nyesek bgt...hahahaha setelah semuanya usaha dr mulai pindah dan mendapatkan pekerjaan ke kotaku dan tiba2 ga jadi... rasanya aduh rasanya jangan ditanya deh...walau aku berusaha kelihatan baik baik saja tpi aku ga baik2 saja....wkwkwkwkwkw aku shock bgt and ga tau mau ngomong apa... tp pada akhirnya, ya sudahlah mungkin ini yg terbaik... yang aku sesalkan kenapa ga dari awal aja bilangnya. kenapa ga dari bulan februari ketika taarufan dulu blg, "sori nay, ortuku ga setuju" "aku sudah sholat istiqaroh and hasilnya ga kamu" its simple kan...??!! aku bener2 tersakiti ketika pas awal taaruf aku udah bilang sama dia buat bertanya kepada orangtuanya apakah setuju dengan aku mengingat aku udah tua, sakit2an, jika aku tidak bisa memberi keturunan dan lain lain and dia blg klo mereka gak papa dan bahkan sang mama nya bilang gak papa, masalah anak kan rejeki dan kalo enggak bisa kasih keturunan jg gpp. dan pas aku tanya hasil sholat istiqaroh dia bilang klo dia udah dapet petunjuk dan dia mantep ma aku.... but kenapa begitu sekarang bilangnya klo ortunya enggak setuju msalah gw ditelpon ma mamanya, masalah klo gw sama kakakny yg nomer dua pun tuaan aku (halllooo...bukannya dulu udah kuomongin dr awal) trus dia blg klo dia ingung and sttres krn ortu and saudara2nya ga setuju.... (duh tragedi sari terulang kembali)and yang paling buat aku sakit hati pas aku nanya bagaimana hasil istiqAroh dia bilang klo dia enggak ada petunjuk. pas aku blg bukannya dulu kamu blg mantep and dia bilang, aku mantep mantepin. rasanya pengen teriak kenceng bgt, "hey, u wasting my time boy" aku merasa kayak dipermainkan and dia tuh ga gentle bgt... but its ok lah....and its time to move on

Minggu, 22 Maret 2015

Siapa yang menabur dia bakal menuai

Sebenarnya ceritanya sudah agak lama yaitu ketika aku masih bekerja di Apotek. ketika aku awal lulus dan pekerjaan untuk farmasi di kota kecil masih sangat sedikit dan mau tak mau aku pun menjadi Aping di sebuah apotek di kota kecil. APA dari apotek tersebut adalah seorang ketua IAI dan aku pun mendapatkan banyak ilmu di sana. Seperti pada umumnya anak yang kerja baru walaupun jabatannya adalah "Aping" tapi notabene lebih rendah daripada seorang pesuruh yang lulusan SMA. Di apotek itu ada 5 orang. 1 orang AA, 2 orang Aping dan 2 orang lagi lulusan SMA. Backgroundku adalah Farmasi Industri dan seperti lulusan freshgraduated lainnya , harus aku akui aku belum siap kerja. Aku masih hak hok atau mau bahasa kasarnya adalah aku goblok. Gak dong sana sini dan yang lulusan SMA lebih pandai dibandingkan dengan aku. Untuk seperti itu sebenarnya aku sudah tahu triknya yaitu merendah dan aku pun berusaha merendah dan mengalah di depan mereka. Dan seperti biasa, namanya politik kantor Bully pun terjadi. Intinya sih sebetulnya hal sepele, dan seperti manusia pada umumnya "IRI". yah iri gaji, iri kerjaan dan lain - lain. Yang SMA iru sama yang Aping, padahal to gajinya gak banyak selisih hanya 50 ribu. Ada satu orang dedengkotnya, sebut saja mbak ndut. Nah beliau itu bisa dikatakan orang kepercayaan bos besar atau PSA. Awalnya yang dibully adalah Aping 1. Mbk Ndut melakukan manuver politik sampai si aping 1 dibuat gak betah dan keluar. Dan berikutnya adalah aku. Kadang kalau ingat sih lucu pengen tertawa. jadi tuh beliau ngomong ke aku supaya aku ngomong ke Bapak (APA) buat bagi gaji sama rata ( lah kok yo lucu masak aku yang disuruh ngomong) aku bilang aja gak berani lah. Manuver berikutnya minta aku masuk malam. Memang sama Bapak aku dikasih keringanan yaitu aku masuk pagi karena rumahku jauh, melewati banyak persawahan dan sepi dan banyak orang yang dibajok dan dijambret sehingga sama bapak aku dimasukkan pagi. selain itu, ngajakin tukaran jadwal dimana dia minta pagi dan aku malam. Aku mau tapi ternyata pas besoknya dia gak masuk di jadwal pagi dan akhirnya apotek kocar kacir dan aku kena marah Bapak. Hal itu tetap berlanjut, pernah aku sampai memacu motor 150 km/jam dan hampir tertabrak truk gara-gara dia seenaknya mengganti jadwal. Sampai akhirnya aku resign. Pas aku resign rasanya stres banget, tapi ternyata benar, Tuhan memberikan kado yang terindah di sana. Gara - gara jadi pengangguran aku akhirnya melamar jadi guru dan aku menemukan duniaku di sana. Masalah gaji? hehehehe lebih tinggian dikit lah daripada di Apotek. Dua tahun berlalu, aku kadang masih sering mampir ke Apotek. Ketika kemarin aku mampir dan ketemu sama tetangga apotek yang dulu muridku aku dapat cerita baru. Ternyata mbak ndut dah keluar dari Apotek dan yang kudngar dia kena politik kantor. Dan lucunya konon katanya yang menikam dari belakang adalah sahabatnya dan tangan kanannya sendiri. Dan memang benar bahwa oraang nandur mesti ngundoh dan kita tidak tahu itu kapan.