Minggu, 22 Maret 2015

seseorang yang memegang agamanya

Kadang di Indonesia orang mengagung-agungkan tanpa mereka mengkoreksi diri mereka sendiri apakah mereka sudah menjadi seorang pemeluk yang baik. kadang miris banget melihat orang yang pandai agama tapi masih suka memakan barang yang bukan miliknya dan banyak lagi contohnya. Dan lewat tulisan ini aku ingin bercerita tentang pengalamanku tentang seseoran yang memegang agama. Ketika aku kehabisan pulsa internet (karena paketannya habis) aku membeli di sebuah kios di dekat kampusku. yang berjualan mbak mbak berjilbab besar dan mas- mas yang berjenggot. aku bertanya tentang harga paketan m3 yang 11G dan masa aktifnya. Setelah aku merasa cocok akhirnya aku beli. Pertama diaktivasi aku gak ngeh kalo paketannya gak masuk. aku baru ngeh setelah aku kembali ke kotaku dan BBM eror. Akhirnya aku tanya di kios sebelah kosku dan mereka bilang bahwa paketannya gak ada. Kecewa kah?? pasti lah. Tapi aku berfikir bahwa semua yang terjadi tidak bisa diulang dan yah sudah diikhlaskan saja. Akhirnya aku beli paketan di dekat kosku. Selang 2 mingguan ketika aku kembali lagi ke kampus dan berjalan kembali pulang, ada mas - mas yang ngejar aku. Beliau bertanya apakah saya pernah beli paketan di tempatnya dan akhirnya ku jawab iya. dia bertanya apakah paketannya bisa dipakai? aku bilang tidak bisa. Dia kemudian bilang bahwa pas maketin kemarin itu troubel dan dia menyarankan untuk memaketkan lagi. Dan kujawab tidak usah karena kartunya sudah aku buang dan aku juga sudah beli paketan. Aku usul bagaimana kalau bulan depan saja karena bulan depan pasti aku beli paket lagi. mas nya bilang gak bisa dan pada akhirnya uangku dikembalikan minus 3000 rupiah. Sepanjang pulangku itu aku banyak merenung. Kadang orang hanya bisa dalil, tapi tidak bisa aplikasi dan hari ini aku mendapatkan sendiri bagaimana seseorang memegang agamanya, bagaimana seseorang mengikuti syariat islam dalam berdagang. dalam hati subhanaallah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar